Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh…

Saudaraku, bahwa akan selalu ada langit di
atas langit. Kalau kita menyadari ada orang lain yang lebih daripada kita,
seyogyanya hal tersebut membuat kita lebih rendah hati memandang keberhasilan.
Sehingga kita akan terus menerus bersyukur kepada Allah dan yakin bahwa
prestasi kita semata-mata karena kehendak dan karunia Allah Azza wa Jalla,
tentu dengan tidak mengesampingkan upaya dan ikhtiar kita.
Simaklah firman Allah dalam Surah An-Nisa
[4] : ayat 36. Simak baik-baik terutama pada bagian akhir ayat ini :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa [4] : 36)
Saudaraku, sombong tidak saja merupakan
sifat tercela, tetapi bisa jadi merupakan penyakit batin yang paling kronis dan
berbahaya. Orang yang sombong adalah orang yang secara terang-terangan merobek Pakaian Kebesaran Allah. Sebab,
hanya Allah Azza wa Jalla saja yang mempunyai sifat Al-Mutakabbir, Yang Maha Sombong.
Saudaraku, ingatlah kisah iblis la’natullah. Ia adalah penghuni surga
dan pernah “menyaksikan” Allah. Namun, mengapa ia terusir dari surga, dari
kehidupan dan kedudukan yang terhormat? Ketika Allah menyuruhnya sujud kepada
Adam a.s., iblis membangkang. Ia menyangka penolakannya adalah tindakan yang
benar karena didasari oleh logika yang sesuai, yaitu api tidak mungkin bersujud
kepada tanah. Ia berharap Allah akan memuji logika berpikirnya dan membanggakan
konsistensi rasa kehambaannya. Namun, ia lupa bahwa yang menyuruhnya bersujud
kepada Adam a.s. adalah Penciptanya.
Seorang ayah menyuruh anaknya nginjekin punggungnya. Saking hormatnya
kepada sang ayah, si anak menolak karena menganggap hal itu bentuk
kekurangajaran. Masak anak nginjek-nginjek
orangtua. Itu kan, tidak sopan, kurang ajar namanya. Namun, dia lupa, yang
minta itu adalah ayahnya sendiri untuk menghilangkan pegal-pegal di
punggungnya.
Saudaraku, dalam kasus iblis la’natullah, ia mengatakan bahwa ia
lebih mulia daripada Adam a.s. karena Allah menciptakannya dari api, lambang
kebesaran dan kekuatan. Sedangkan Adam a.s. dari tanah, lambang kerendahan
derajat, hamba sahaya, kekelaman, dan kerendahan. Api, menurutnya, lambang
perubahan, keangkuhan dan keningratan. Ia tidak mau ada makhluk Allah yang
lebih darinya. Konkretnya, iblis merasa berdarah biru, sedangkan Adam a.s.
berkasta rendah.
Begitulah saudaraku, kesombongan dan
keangkuhan adalah penyakit yang sangat berbahaya yang bisa menghilangkan
kesempatan seseorang memasuki surga. Sebab, Allah murka jika Pakaian
Kebesaran-Nya diinjak-injak dan dirobek-robek hamba-Nya yang sangat lemah. Oleh
karena itu, kita harus rendah hati meskipun memiliki banyak kelebihan. Dan, jika
melihat orang lain memiliki kelebihan di atas kita, kita tidak perlu iri dan
dengki kepadanya. Sebab, kelebihan itu adalah anugerah Allah. Menyadari
kelebihan orang lain juga bermanfaat bagi kesehatan jiwa daripada kita
menyadari kelebihan sendiri dan menganggap orang lain nggak ada apa-apanya.
Saudaraku, Ingatlah!, kalau kita mati karena tumor ganas, sesak napas,
serangan jantung, dan penyakit fisik lainnya, kita masih mungkin masuk surga.
Namun, kalau kita mati karena sombong… na’udzubillahi
min dzalik.
Anda tidak percaya dan mau bukti konkret?
Silahkan menjadi orang sombong lalu segeralah mati!
Wallahua’lam
bish-shawab
Wassalamu’alaikum
Warohmatullaahi Wabarokaatuh…
4 komentar
Click here for komentarselain sifat sombong, kita juga harus menghindari sifat-sifat buruk lainnya. seperti riya, iri, dengki, kikir, dan masih banyak lagi
Replymakasih gan artikelnya mantap
Replybanyak sekarang gan sombong karena derajat. mata mereka buta
Replysifat sombong, ya sifat alami manusia yg seharusnya kita buang jauh2 kan bro :D
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon